Ini Aksiku! Mana Aksimu? |
Rabu (10/3) seluruh keluarga besar member Global
English Course Kediri berkumpul di Jl. Brawijaya Tulungrejo, Pare, Kediri. Mereka
berkumpul untuk mendengarkan presentasi dari team volunteer Earth Hour Kediri.
Tim ini disambut hangat oleh Mr. Toto dan seluruh staff Global English. Acara yang
membahas tentang isu perubahan iklim tersebut berlangsung edukatif dan dirasa cukup
merangsang hasrat untuk berkonservasi dan peduli terhadap segala isu global
dari perubahan iklim yang berdampak terhadap masa depan bumi.
Acara ini berlangsung selama 2 jam dimulai pukul
19.00 WITA hingga pukul 21.00 WITA. Dimulai dengan penampilan dari salah satu
tim yang akrab dengan panggilan “Bang Gimbal” untuk menyanyikan sebuah lagu
yang bertema kerusakan alam dan diikuti dengan penyampaian materi. Materi presentasi
berisikan tentang latar belakang diadakannya program 60+, dimulai dari sejarah,
alasan, target, hingga solusi yang diajukan oleh program tersebut. Dalam kegiatan
ini juga dilakukan pemadaman listrik di Kantor salah satu lembaga kursus
terbesar di Kampung Inggris tersebut selama 1 jam sesuai dengan tagline yaitu 60 menit untuk bumi, ini
aksiku! Mana aksimu?
Program ini diprakarsai oleh salah satu organisasi
PBB yang bernama WWF (World Wild Fund)
dan dimulai pertama kali pada tanggal 31 Maret 2007 di kota Sydney, Australia dengan tujuan mengurangi gas
rumah kaca di kota tersebut sebanyak 5% pada tahun 2007. Keberhasilan kampanye
ini diharapkan dapat diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis, serta
pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga dunia dapat menunjukkan
bahwa sebuah aksi individu yang sederhana sekalipun bila dilakukan secara
massal akan membuat kehidupan kita di Bumi menjadi lebih baik. kegiatan
tersebut terus berlangsung setiap tahun dan semakin banyak kota di dunia yang
ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Setiap kota memiliki volunteer seperti halnya kota Kediri yang
juga memiliki tim relawan yang dengan luar biasa gigih menjalankan program
kerjanya.
Dari paparan
presentasi tersebut disampaikan pula tentang pembinaan volunteer, seperti Kumbang dan
lain-lain. Imbauan dan slogan yang bernafas konservasi juga digalakkan oleh
tiap volunteer di setiap daerah, seperti Indonesia yang 10 Kotanya telah
berpartisipasi dalam program ini serempak pada 23 Maret tahun 2013. Masing-masing
kota memiliki keunikan tersendiri dalam melakukan program ini disamping
pemadaman lampu selama 60 menit di Ikon kota, Kantor pemerintahan, Swasta, dan
lain-lain yang memang pemadaman lampu selama 1 jam menjadi acara pokok, mereka
juga melakukan acara tambahan seperti Banda aceh melakukan penyelaman di KM 0,
Jakarta memadamkan lampu di Ikon Kota yaitu Monas dan lain sebagainya.Kota- kota
tersebut antara lain Jakarta, Aceh, Bandung, Bogor, Semarang, Pontianak,Bali,
Jogjakarta, Kediri, dan Surabaya.
Tentu saja harapannya
adalah jangka panjang berefek pada gaya hidup masyarakat. Diharapkan kesadaran public
tidak hanya pada hari itu namun akan berlanjut terus. Oleh sebab itu kampanye publik untuk menjadikan gaya hidup konservasi
seperti diet kantong plastik, membawa botol minum sendiri, mengurangi
berkendaraan bermotor, dan gaya hidup konservasi lainnya. Di Kediri sendiri
setiap hari Sabtu mereka mengadakan bersepada ria dan berkumpul di alun-laun.
Salah satu kampanye yang paling populer yaitu “If You Will, I Will”. Dimana seseorang akan melakukan sesuatu yang ganjil JIKA ia berhasil mengajak orang lain untuk berkonservasi. Contoh saja, Aril Noah akan melakukan show dengan kostum panda JIKA ada yang menanam pohon sebanyak seribu batang. Kampanye ini juga didukung oleh banyak public figure lain seperti Andy. F. Noya dan lain-lain. Telah banyak pihak yang dilibatkan dan mendukung program dari organisai berlambang panda tersebut. Pemerintahan, Swasta, Sekolah dan Universitas, LSM, Organisasi Pecinta Alam, dan Komunitas.
1 Jam Untuk Bumi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar